Wednesday, August 02, 2006

Aim dan Pembantu Baru

Bunda nggak bisa masak. Selama ini Isti yang masak dirumah. Makanya saat dia resign, Bunda mencari pembantu baru. Bunda kembali datang ke penyalur PRT langganan di cipete. Selama ini Bunda tak pernah kecewa.

Tapi saat itu sulit sekali. Tidak banyak pilihan. Dari menginterview beberapa orang kandidat Bunda memilih si Inah dari lampung. Dan Bunda baru tahu belakangan dia buta huruf. Bunda tidak menyangka, hari gini masih ada orang yang buta huruf ??

Sampai diruman, dengan lucunya Aim mengajak si mbak baru keliling rumah. Dimana tempat jemur, kamar mbak, tempat cuci, dan terakhir dapur "ini dapurnya. Tapi kalo masak harus bener ya ?" katanya sok tau. Aku kaget. Karena si mbak baru terlihat bete dengan ucapan Aim.

Baru dua hari, Si mbak baru sudah tersinggungan sama Aim. Waktu Aim bilang “Mbak nggak bisa baca ? hi..hi..kalo gitu sekolah aja bareng abang sana …”.
Aku tau Aim cuma bercanda. Maklum anak kecil. Tapi si mbak terlalu sensitif. Dengan ketus dia bilang "kalo ngak suka, suruh aja ibu kamu mbalikin Mbak ke yayasan!"
Aim jadi bingung. Kok si mbak marah ?

Weekend itu kami langsung mengantarnya pulang ke yayasan. Bukan dengan alasan Inah buta huruf, tapi karena Bunda melihat, Inah kelihatan nggak suka dengan spontanitas kata-kata Aim.
Aim anak yang lucu dan menyenangkan-ceplas ceplos -kami semua sadar itu. Jangan hanya gara-gara pembantu yang bete-an, Aim jadi tertekan.

Mencari pembantu baru memang nggak gampang, tapi Bunda harus sabar untuk mendapatkan orang yang pas. Ini semua demi kebaikan Aim juga :-)

1 comment:

Anonymous said...

Cari asisten memang jodoh-an ya Bu..
aku aja udah tiga kali ganti assisten.
Cuman anakku sih tidak sampai berlinang air mata kalau ditinggal assisten, apa karena dlm waktu 3 thn 3 kali ganti, jadi udh biasa kali ya?:D