Sunday, December 02, 2007

Aim dan Kacamata Baru

Satu sore jam pulang kantor, Aim ke RSPI periksa mata. Soalnya Aim sering kali mengeluh perih..perih. Tadinya bunda pikir paling cuma kering, tapi dibantu ditetesi obat yang berfungsi sebagai airmata buatan juga ngga bantu. Akhirnya Aim periksa di dokter mata RSPI.

Setelah melalui serangkaian uji membaca di kursi yang penuh dengan equipment test mata, disimpulkan ada kelainan genetis pada Aim. Perih itu cuma keluhan yang tidak pas. Maksudnya?? Dokter menyebut ini sebagai “lazy eyes” dimana image yang ditangkap tidak bisa pas jatuh di retina “ pake kacamata ukuran berapa pun nggak bisa melihat dengan sempurna” Begitu pak dokter mata bilang.

Bunda speechless. Duh…kalo pake kacamata kan nggak mungkin jadi pilot …sayang ?? Apa solusinya?? Pake kacamata slindris selama 6 bulan. Nanti control lagi kemajuannya. Ukuran slindris Aim langsung diatas 2, itu ukuran yang serius, harus segera dibantu dengan kacamata.

Di optic melawai cabang pondok indah Aim ribut memilih Frame antara snoopy dan mickey mouse..Alhamdulillah.. Aim kayanya nggak keberatan pake kacamata, malah cenderung exciting…penampilan baru ya Aim??

Aim rajin pake kacamata terutama kesekolah. Bu gurunya bilang “Ngga jadi culun kok..malah keren” ugh!! makin senanglah Aim dengan kacamata barunya.

Sempat Bunda mikir…Aim berkacamata remind me of something..apa ya?? Saat Aim pake celana panjang yang ada gambarnya, baru Bunda inget..Chicken Little!! Coba liat gambarnya..mirip kan??..he..he..

Satu pagi Bunda heran…kok mobil yang mengantar Abang dan Aim pergi sekolah baru pergi 5 menit jalan udah balik lagi ??..Heboh!!.Terdengar seruan Aim dari mobil “Mbak!!..Tolong kacamata Aim ketinggalan…. buruan Mbak.... ada di kamar!!”

Ah Aim, mudahan Aim bisa tetap menjalani masa kanak kanak yang berwarna dengan penuh sukacita…. walau harus berkacamata.

Aim dan Big Ears

“Hey..Big Ears”

Begitu Thara biasa memanggil Akbar-adiknya yang baru berumur dua tahun. Biasanya Akbar cuma tersenyum lebar dan mengucap kata favoritnya “ oh..No..” Kami tertawa. Kuping Akbar emang gede dan lebar. Aim nggak mau kalah seru dia ikutan meledek sepupunya itu dengan sebutan “Big Ears”

Bunda geli. Lha wong Aim sendiri juga “Big Ears” kok, soalnya Aim mewarisi kuping Bunda yang caplang bak parabola. Yo piye maneh?? Bunda Aim dan Papi Akbar kakak beradik, no wonder mereka punya Big Ears seperti kami.

Dalam keseharian Akbar hanya bermain dengan –Thara- kakak perempuannya yang anteng. Makanya kalo ada kesempatan ketemu Abang Aim, Akbar antusias banget. Aim udah kayak role model buat Akbar. Semua tingkahnya diikuti. Lari lari..teriak teriak..jumpalitan…ugh!! lincah banget kayak bola bekel.

Kami tertawa melihat polah dua bocah yang sama sama punya Big Ears itu.

Well, Kids…you’re so lucky have big ears…just like us….right Papi??

Abang dan Papi

Banyak yang bilang, Abang kini adalah Oom Bram jaman kecil dulu. Mirip banget. Muka oval, tone kulit sawo matang, mata lebar, alis tebal, hidung mancung. cuma bibir aja yang beda..soalnya Iqbal mewarisi bentuk bibir Bunda yang tipis-sinis. Sedang Oom Bram rada deket sama ttdj..he..he..

Gimana kalo dibalik ? Oom Bram kini adalah portrait Abang saat dewasa. Uhm, bisa jadi ya??. Jadi bisa ditebak akan seperti apa abang kelak…hih?? Penuh bulu gitu?? Bunda memang sering meledek papi dengan Rabul – Raja Bulu – Bukan cuma muka yang harus sering sering shaving tapi kakinya juga penuh bulu. “Kalo kaki nggak ada bulunya, namanya kaki meja” begitu Papi bilang dengan kalem..he..he..

Coba diliat foto Oom Bram dan Abang kini. Lalu bayangin Oom Bram saat kecil dan Abang ketika dewasa kelak….. mirip kali ya??

Aim dan Bandung Super Mall.

Setiap tahun – masih dalam suasana lebaran, Kami selalu ke Bandung. Ayah punya kerabat penting yang harus dikunjungi. Mereka adalah keluarga tempat ayah tinggal saat masa sekolah SMA di bandung. Walau Mamah dan Apa sudah lama sekali berpulang. Namun anak anak mereka yang duabelas bersaudara sudah seperti kakak buat ayah.

Udah tradisi tiap tahun, Aim merengek ke Bandung Super Mall. Sowan, sirahturahmi, adalah hal yang membosankan buat Aim. Makanya sebagai kompensasi ikut ke Bandung…Aim minta ke Bandung Super mall yang punya area permainan besar dan luas.

“Nggak ah, kita langsung pulang aja” begitu ayah menolak. Ayah emang paling males ke Mall, tanpa jelas apa yang mau dibeli

Aim mulai rewel..”BSM..BSM…”
Kalo mau ke “BSM…sama Bunda aja…BSM kan Bunda SuperMall
Aim langsung memeluk dan merayu Bunda “ Ya Bun??…Bunda SuperMall ya Bun??”

Hih?! Aim emang persistent. Akhirnya sebelum pulang Jakarta kami mampir Bunda..eh Bandung SuperMall. Dasar si Aim!!