Intuisi Bunda pernah teruji saat Iqbal masih TK. Saat itu Bunda hadir di acara pertemuan orang tua murid di TK Iqbal yang biasa digelar sebulan sekali. Setelah sambutan dan basa-basi yang membosankan selesai kali ini diadakan pembagian hasil test IQ dan EQ yang telah dilakukan beberapa minggu sebelumnya.
Ketika dipanggil nama Iqbal, Bunda bergegas kedepan mengambil hasil, dengan antusias Bunda baca keterangan yang ada. Betapa bangga melihat hasil test IQ yang tertulis… angka-angka yang tertera disana menyatakan bahwa anak ini Superior, diatas normal !! Wah memang hebat anakku.
Begitu sampai hasil test EQ yang banyak mengulas aspek kepribadian kening Bunda berkerut….baris-baris demi baris diteliti…hey…kok rasanya anak yang digambarkan dari laporan itu asing bagi Bunda. Bunda cepat-cepat melihat kembali sampulnya, tertulis nama : M. Iqbal…benar kok ….tapi rasanya ini bukan Iqbalku…. guman Bunda
Mama Hayu yang duduk sebelah Bunda ikut membaca hasilnya. "Hebat ya…"begitu komentarnya ”.Iya sih…..tapi ini bukan Iqbalku”guman Bunda lagi Bunda hampiri Ibu Guru yang tidak sedang sibuk membagikan hasil, "Bu, rasanya ini bukan hasil test anak saya," kata Bunda.
Ibu Guru melihat sampulnya, sedikit terkejut "Aduh mama Iqbal - di sekolah ini semua Ibu dipanggil dengan nama anaknya :-) jangan-jangan ini punya Iqbal TK B (Abang Iqbal saat itu masih di TK A).. saya Ingat….untuk Iqbal TK A saya tulis nama lengkapnya Maulana Iqbal…nah Itu papanya Iqbal (TK B) baru datang……"
Ibu Guru melambai. Papa Iqbal mendekat. Bunda ulurkan hasil yang serba hebat itu padanya. "Maaf ya sudah saya baca duluan… soalnya namanya sama ". Bunda nggak enak hati sebab di sampul laporan tertulis rahasia hanya untuk orang tua murid ybs. Ternyata pembagian hasil yang sudah selesai baru untuk TK B, pantas saja hasil test punya Iqbal(ku) belum ada.
Bunda kembali duduk dengan perasaan lega. Ternyata walau tiap hari Bunda berangkat kantor pagi-pagi dan kembali ke rumah sudah malam, Bunda masih bisa "mengenali" Iqbal(ku). Bunda berharap hal ini bisa terus berlanjut hingga Iqbal berangkat dewasa kelak.
No comments:
Post a Comment