Ke singapore. Ayah dan Bunda sih sudah sering. Sudah bosen!! Tapi anak-anak belum pernah. Makanya saat Ayah ada tiga hari training disana, Desember 2005 kami ikut jalan-jalan ke Singapore.
Antusiasme mulai berasa sejak kami naik Singapore Airlines. Mereka takjub. ”Kok dibelakang tiap kursi ada tevenya ?” begitu tanya Aim.
Hm, Bunda maklum. Selama ini mereka lebih sering merasakan penerbangan domestik kelas ekonomi. Jakarta –Jambi pp.
Begitu sampai di Changi mereka terheran-heran melihat airport yang begitu modern. Bagus dan bersih betul ? Mereka juga heran melihat orang meminum air langsung dari keran. Water tap. Iqbal dan Aim berebut mencoba. Bunda dan Ayah tertawa melihat tingkah mereka yang gumunan.
Hari Minggu hari pertama
Mandarin Oriental hotel masih seperti dulu saat Bunda pernah menginap disitu untuk business trip. Kali ini perjalanan yang berbeda. Bunda ikut Ayah membawa anak-anak pergi berlibur. Koper dibongkar. Perlengkapan dikeluarkan dan dipindah ke dalam ransel.Anak-anak istirahat sebentar sebelum kami memutuskan ke Sentosa Island.
Walau ke Sentosa Island paling seru naik cable car tapi kami tau Iqbal gamang akan ketinggian. Makanya kita pilih naik taxi saja kesana.
Kami mempelajari Map of Sentosa Island. Akhirnya kami putuskan mencoba wahana baru Lugeride. Kami lalu menuju wahana yang terletak diatas bukit. Kami antri untuk naik semacam gokart kecil tanpa mesin . meluncur dari atas bukit yang berkelok-keloak. Kami – lengkap dengan helm- terbagi dalam dua luge. Ayah tandem dengan Aim. Bunda dengan Abang. Dasar Ayah dan Aim seneng ngebut mereka melesat jauh didepan”Bunda nyetirnya kayak nenek-nenek” begitu kata Aim saat kami sampai dibawah. Bunda dan Iqbal cuma bisa ketawa.
Motto dari Luge ride adalah “once never enough” apa maksudnya ? oh ternyata tiap tiket berlaku untuk dua kali meluncur. Hanya saja untuk kembali ke atas bukit kami harus naik skyride. Semacam kursi gantung yang membawa orang yang mau ski ke atas lereng salju. kursi terbuka yang selalu bergerak mengangkut penumpang dari bawah ke atas bukit. Kami putuskan untuk mencoba naik.
Iqbal paling ngeri. Ugh!! Dia nyaris ketinggalan. Dia memeluk Bunda erat-erat sambil memejamkan mata. Bunda dan Ayah bertukar pandang. Sedikit cemas. Ternyata tinggi bener ya ? Cuma Aim yang enjoy. Tanpa takut dia menoleh ke kiri kanan dan bawah. Wah, Aim emang pemberani!!
Akhirnya sampai juga kami ke atas bukit, lalu menikmati kembali serunya kesempatan kedua meluncur dengan lugeride. Keluar dari wahana itu kami tertawa terbahak-bahak, menginggat betapa takutnya saat naik Skyride.
Hari semakin sore. Kami merencanakan melihat Musical Fountain yang spektakuler. Masing-masing Bunda dan Ayah sudah pernah melihat. Kami tau ini atraksi luar biasa yang tidak boleh dilewatkan.
Kami menunggu dengan menghabiskan waktu dipantai. Bunda dan Ayah cuma duduk duduk ngobrol. Anak-anak buka baju dan bermain di pantai yang bersih. Saat berbilas Aim jatuh terpeleset. Gubrak!! Untungnya cuma menangis sebentar.Ah, Aim memang jagoan kok!! Setelah itu mereka ganti baju yang kering.
Tiba saatnya melihat Musical Fountain yang terkenal. Walau pertunjukan masih sejam lagi, tapi tempat duduk hampir terisi penuh. Saat pertunjukan dimulai tempat sudah begitu sesak.
Seperti yang sudah kami duga Musical Fountain ini memukau anak-anak. Pemainan sinar laser dikombinasikan dengan air mancur dan animasi computer yang di projeksikan di air mancur mengundang decak kagum penonton. Aim langsung jatuh cinta pada Kiki. Mascot Sentosa Island yang menjadi tokoh utama dalam show. Sebelum pulang kami membelikan Aim boneka Kiki untuk kenang-kenangan.
Pulangnya kami naik MRT. Anak-anak –terutama Iqbal – benar-benar takjub. Hebat Betul!!. Kami mengajarinya membaca rute. Mengajarinya membeli ticket lewat mesin otomatis. Walau semua petunjuk berbahasa English Iqbal dengan cepat dapat mengusainya. Iqbal benar-benar kagum pada system MRT. Sampai dihotel kami segera tidur kecapekan Zzz…zZz…zzzz
No comments:
Post a Comment