Friday, August 04, 2006

Customer's Behavior

Menjalankan usaha kecil-kecilan. Jualan fried chicken di kantin sekolah membuat Bunda melihat betapa lucunya kelakuan customer cilik itu. Mereka adalah murid-murid sebuah SD dan SMP di cipete yang berumur antara 9 – 15 tahun. Anak-anak dan remaja tanggung.

Satu minggu pertama. System masih belum smooth. Inventory masih ngaco. Forecasting masih berantakan!! Banyak customer kecewa.
Tante buruan!!
Aku mau yang besar
Aku mau yang crispy
Aku mau sambelnya yang banyak
Nasinya tambah dong
Tante buruan!! Udah lapar nih.

Mereka mengetok-ngetok kaca etalase. Tak sabar, takut kehabisan Bunda dan tante susi benar-benar kewalahan. Banyak customer tak terlayani. Mereka berlalu begitu melihat stock segera habis dibagi.

Hanya satu anak yang masih tinggal. Dia menangis

“Hiks hiks Tante !! tadi istirahat pertama aku kesinikehabisan. Sekarang istirahat kedua aku kehabisan lagi. Aduh tante aku kan pengin". Ditangannya yang gemuk tergengam uang sepuluh ribuan
Bunda dan Tante susi bertukar pandang. Kasihan. Tapi memang saat itu stock sudah nihil.
“Duh jangan nangis dong. Maaf nih tante emang masih bingung. Gini deh kamu namanya siapa ? kelas berapa besok tante siapin khusus buat kamu", bujukku
"Haris, kelas 6B, tante" katanya masih berlinang airmata.
"Oke, besok istirahat pertama haris kesini, pasti ada buat kamu". Aku berjanji
"Pilihin Dada yang besar ya Tante" katanya sebelum pergi.
Ah, Haris yang chubby mengingatku pada Aim.
Keesok harinya Haris datang mengambil pesanannya. Dia tersenyum lebar. Bunda dan Tante Susi ikut senang.

Ada kejadian lucu lain saat seorang gadis , murid SMP, bilang terus terang. "Tante, hari ini aku lupa gak bawa dompet.ketinggalan di rumah. Tapi laper pengin fried chicken. Ngutang dulu boleh nggak ?"
Bunda melihat sepintas. Dari penampilannya sih gadis cantik itu kelihatan bisa dipercaya.
Tante Susi menatap bunda. Menanti keputusan.
“Boleh. Tapi tolong tulis nama dan kelas berapa ya” . Sekedar untuk catatan, pikirku. Gadis itu bersedia. Seporsi Nasi dan Fried chicken kami berikan.
Intuisi Bunda ternyata tepat. Keesokan harinya dia menepati janjinya untuk membayar. Hal ini mengingatkan Bunda agar tidak sampai lupa memberi uang saku pada Iqbal. Kalo harus ngutang gini kan malu lho :-)

Paling berkesan saat 3 anak SD yang masih imut-imut berniat beli French Frieds."Berapa, tante ?" tanya anak pertama "Tiga ribu seporsi". Kata Tante Susi
"Mahal ya ?" kata anak kedua. Maklum anak SD. Uang jajan pasti terbatas “Kita patungan aja" usul yang ketiga .Akhirnya ketiga anak itu patungan seribu-seribu. Lalu sharing makan Frech fries nya. Hm, cerdas ya ?!

Dalam sebulan pertama Bunda dan tante Susi belajar banyak. The peak time justru istirahat pertama jam 9, bukan jam 12 seperti yang kami kira. Macetnya Jakarta pasti membuat anak-anak itu nggak sempat sarapan dirumah.

Setelah semua berjalan mulus, kami mendelegasikan tugas ke seorang operator untuk operasional. Tante susi hanya datang berkala untuk mensupervisi, menjalankan Quality Conrol Bunda yang mengurus cash flow, forecasting,inventory ,planning dan promosi.

Lima ribu demi lima ribu kami kumpulkan setiap hari. Ada kepuasan tersendiri. Bukan bisnis yang besar memang, tapi disinilah bunda banyak belajar. Tentang banyak hal, juga tentang customer’s behavior.

No comments: