Bunda kurang tidur. Baru merem dua jam saat Bunda sadari badan Iqbal yang bobo sama Bunda demam. Ugh...kenapa lagi? Bunda frustasi. Udah sering Bunda bilang Iqbal harus istirahat total selama sakit gondongan. udah dua minggu ini dia Bunda grounded di rumah. Udah bagus nggak dikamar seperti saran pak dokter. Bunda sudah lebih lunak, walau mengambil resiko Aim -atau penghuni rumah yang lain bisa jadi ketularan.
Bunda frustasi kenapa Iqbal nggak juga nurut sih ?? Kalau Bunda kuliah Iqbal pergi main juga. Dia nggak bisa menolak jika teman-temannya memanggil dari balik pagar. Dia memilih kenal omel Bunda. Dan Ujung-ujungnya...sekarang dia demam lagi. Ugh!! Kenapa sih susah bener mematuhi kata-kata Bunda. Kalo udah demam gini kan semua jadi repot ?? Bunda membangunkan Iqbal tengah malam buat minum obat.
Bunda nggak lagi bisa tidur.Bunda menangis. Jengkel. Frustasi. Kenapa sih semua yang dibilang Bunda seakan cuma lewat bagai angin?? Kenapa kesadaran istirahat di rumah aja musti dipaksakan ?? kenapa sih susah banget mengerti concern orang tua ?? kenapa susah banget nurut permintaan Bunda ??
Subuh tadi Bunda memandangi Iqbal yang terlelap dibalik selimut. Bunda seperti bercermin. Dia begitu mirip dengan Bunda. Bukan cuma tampang, tapi juga soal membantah orang tua.
Bunda menangis. Jengkel. Frustasi. Hm, mungkin ini yang disebut karma.
No comments:
Post a Comment