Dari tahun ke tahun-setiap Ramadhan-Abang biasa sholat terawih di masjid kompleks bersama teman-temannya. Aim nggak mau ketinggalan, dia ikutan. Bunda selalu berseru "Bang adiknya dijaga ya!!" maklum masjid kompleks kami persis di bibir sungai pesangrahan- pembatas wilayah Jakarta dan Banten. Aim kan masih kecil. Dia belum begitu ngeh soal mana yang bahaya dan mana yang tidak.
Abang keberatan. Dia nggak bebas kalo si Aim jadi anak bawang di gang bermainnya. Walau teman-teman bermainya juga punya adik, tapi nggak ada yang ikutan mereka kayak Aim. Abang lalu complain "Bunda, Aim bareng Mbak aja deh sholatnya...". Aim juga ngotot, dia maunya bareng abang dan teman-temannya. Mungkin dia pikir lebih asyik, bisa jajan dan main kembang api sepulang terawih. Akhirnya Bunda meminta mbak-mbak dirumah pergi terawih ke masjid sambil mengawasi mereka. Bunda kan takut kalo Aim ditinggal dijalan sama Abang dan teman-temannya. Wah..bisa nangis bombay dia...
Bunda sama Ayah terawih bareng dirumah. Herannya, suatu kali baru jam 8, Aim dan Mbak-mbak dah pada pulang. "kok cepet bener terawihnya?" tanya Bunda.
"Aim nangis minta pulang. Nggak betah sholatnya lama" kata Leha yang lebih senior dibanding Sinta. Mereka segera berlalu ke kamar, mungkin meneruskan sholat terawih yang belum kelar.
Waduh Aim ? kan kasihan mbak-mbak sholat terawihnya jadi terganggu. Ah Aim, cepat besar sayang....supayaBunda nggak kuatir melepas Aim sholat terawih bersama teman-teman...
Tapi kalo Aim sudah besar, dia bakal tetap lucu nggak ya ?? hi..hi..
No comments:
Post a Comment