“untuk idu ebi“ kata itu tertulis diatas bon belanjaan bahan bangunan. Tulisan dari tukang yang sedang mengecat rumah kami. Walau heran, Tapi aku mengerti yang dimaksud adalah untuk ibu edi, untukku. Awalnya kupikir hal itu karena tukang tersebut tidak berpendidikan cukup tinggi. Tamat SD pun mungkin tidak.
Tapi kejadian itu teringat kembali saat aku mengenal istilah disleksia, menurut informasi yang kubaca, disleksia merupakan salah satu jenis kesulitan belajar spesifik. Disebut juga kesulitan membaca.Salah satu ciri yang Khas. Kesulitan membedakan huruf. Selalu tertukar antara d dan b, p dan q. hah ? aku jadi ingat si tukang cat dengan idu ebi –nya.
Hal yang membuatku cemas. Ketika Iqbal duduk di TK-B, semester akhir –dan mulai belajar membaca dan menulis- untuk persiapan masuk SD. Aku melihat sesuatu yang aneh. Dia suka tertukar-tukar mengenali huruf. Aku mencari informasi lebih lanjut tentang disleksia. Definisi, penyebab, ciri-ciri, dan ternyata banyak tokoh terkenal mengalami disleksia, sebut saja Aktor Tom Cruise, Winston Churchill,Agatha Christie. Lee Kuan Yew, Whoopi Goldberg, dan konon juga Presiden AS George W. Bush.
Aku masih juga ragu. Perlukan aku meminta bantuan profesional ??
"Jangan ditunda, Bin.. Penangan dini sangat diperlukan untuk kasus tumbuh kembang anak. Sebelum terlambat. Sebelum kamu menyesal."Begitu saran seorang teman yang pekerjaannya banyak berhubungan dengan tumbuh kembang anak.
Akhirnya aku membawa Iqbal konsultasi ke psikiater di Klinik Tumbuh Kembang di kebayoran.
Disana kami melihat banyak anak menjalani terapi berbicara, membaca, autis, dan lain-lain. Aku benar-benar miris.Adakah yang salah dengan Iqbal-ku ??
Kami beberapa kali datang. Iqbal menjalani berbagai test. Tidak hanya yang berhubungan dengan membaca dan huruf, tetapi juga bentuk , warna, pola. Dia juga menjalani serangkaian interview sederhana. Mereka bekerja sangatprofessional. No wonder tagihan yang diberikan kepadaku juga mahal sekali- Duh, bagaimana jika anak-anak yang bermasalah itu dari keluarga tidak mampu ??
Pada akhirnya hasil diagnosanya selesai. Psikiater itu – seorang dokter yang mengambil specialisasi psikology anak-mengundangku datang. Dia memahami kecemasanku akan disleksia. Menurutnya hasil test Iqbal semua baik. Tidak ada masalah. Memang Iqbal masih bingung dengan masalah huruf, tapi tidak berarti dia disleksia. Diagnosa disleksia hanya bisa ditegakkan, jika si anak sudah bisa membaca dan menulis tetapi mengalami kesulitan. Saat itu Iqbal memang belum bisa membaca dan menulis. Dia masih dalam proses belajar. Jadi belum dapat disimpulkan Iqbal disleksia atau tidak. Sejauh ini sih tidak ada masalah.
“Coba saja Ibu monitor, jika sampai kelas 1 menjelang naik kelas 2, dimana seharusnya anak sudah dapat membaca dan menulis dengan baik dan benar, tapi punya bermasalah, Ibu bisa kembali berkonsultasi.” Aku lega. Paling tidak untuk saat itu, karena aku masih tetap harus memonitor perkembangannya.
Syukur Alhamdulillah di kelas 1 Iqbal sudah bisa membaca dan menulis dengan baik.Tanpa masalah Nilainya pelajarannya baik. Dia rangking 3 dikelas. Well, bagaimanapun konsultasi di klinik Tumbuh Kembang itu adalah pengalaman berharga, untuk Iqbal dan untuk idu ebi, eh…ibu edi.
1 comment:
Idu Ebi.........
Pengalaman yang Bunda tulis di sini, sekarang ini sedang aku alami. Shakti, umurnya 5 tahun, dia sekarang duduk di TKB. Yang aku cemaskan, dia sama sekali belum tertarik dengan pelajaran huruf dan angka. TEtapi untuk pelajaran-pelajaran yang lain dia bagus banget, terutama untuk bahasa Inggrisnya, sudah banyak sekali kosa kata dan kalimat-kalimat panjang yang dia ucapkan dan selalu dalam kondisi yang tepat.
Apakah aku perlu juga ya Bund, konsultasi seperti yang dulu Bunda lakukan untuk Iqbal? Atau aku harus menunggu perkembangannya seperti juga Iqbal? Shakti juga belum bisa mengucapkan dengan tepat beberapa huruf. Misalnya mainan, dia ucapkan maingan, atas dia ucapkan atak, depan menjadi depang? Menurut Bunda, aku harus bagaimana?
salam
diah r
Post a Comment