"Bubin, presentasi hari senin tetap on schedule kan ?" assisten Bunda bertanya di satu hari jumat.
Bunda mengangguk tanpa memalingkan muka dari layar computer. Bunda harus segera menyelesaikan bahan presentasi ini.
“Oke, soalnya team Revlon menundanya sampai rabu”
“kenapa ? “tanya Bunda acuh tak acuh.
“Ibu BM Revlon cuti. Dia mau nganter anaknya. Hari pertama masuk sekolah."
What ?? Bunda terkejut! Jika Ibu BM Revlon berencana nganter anaknya di hari pertama sekolah. Bukankah Bunda juga punya kewajiban yang sama ? Sayangnya meeting kami tidak bisa lagi ditunda. Semua sudah confirm. Bunda sudah menyangupi untuk presentasi. Bunda benar-benar menyesali kecerobohan akan jadwal sekolah Iqbal.
Itu terjadi tiga tahun yang lalu,saat Iqbal naik kelas 3.
Tahun ini, Bunda tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini. Bunda mengantar Aim, dihari pertama dia sekolah di TK-B. Seperti Bunda duga parkir penuh. Banyak orang tua mengantar, terutama anak-anak yang baru masuk TK-A. Banyak tangis dan airmata. Mereka belum mau ditinggal. Beberapa bahkan memegang Ibu atau babby sitternya erat-erat.
Seorang Ibu membawa kamera . Seorang Bapak menenteng Handycam. Ah, mereka ingin mendokumentasikan momen hari pertama sang anak bersekolah. Bunda tersenyum. Ini memang moment bersejarah yang berharga.
Aim langsung membaur dengan teman-teman sekelasnya yang baru. Kelas B-4. Cuma ada 4-5 anak baru. Mereka terlihat berbeda karena belum memakai seragam seperti halnya anak-anak lama kayak Aim. Bunda stand by sampai hari pertama sekolah berakhir. Maklum mobil antar jemput belum mulai beroperasi.
Sampai dirumah Iqbal protes “Bun, kok temen-teman Iqbal di kelas unggulan perempuan semua ?”
Bunda terkejut!! “maksudnya?!”
“Iya, cowoknya cuma 11, ceweknya 15” kata Iqbal bersunggut sunggut.
“Lha..yang dulu pengin masuk kelas unggulan siapa ? sekarang maunya gimana ?"
“ya nggak pa pa sih. Tapi nggak seru aja, cowoknya sedikit!!”
Aku jadi penasaran. Kayak apa sih kelas Iqbal sekarang ??
Hari kedua Bunda pergi ke sekolah Abang. Seperti sudah Bunda duga parkir penuh. Banyak orang tua mengantar, terutama anak-anak yang baru masuk. Walau tak ada tangis dan airmata. Masih banyak orangtua dan babysitter menunggu. Wajah imut-imut innocent berbaris rapi di depan kelas-kelas satu. Aih, lucunya. Mereka pasti cemas masuk ke SD.
Bunda menuju kelas Iqbal di lantai 3 bagian belakang. Seluruh kelas 6A – 6E dipusatkan disana, dengan ruang kelas yang lebih besar, ventilasi udara yang lebih baik. Suasana yang lebih tenang. Iqbal terdaftar di kelas unggulan 6D dengan nomor absen 18 dari total 26 anak.
Bunda mengintip dari jendela. Mereka sedang belajar. Bagus aja. Memang lebih banyak perempuan. Tapi baik-baik saja kok. Bunda berharap Iqbal segera betah.
Bunda turun dan mengurus banyak hal. Membeli buku paket, memastikan mobil antar -jemput. Membayar ini itu dan lain-lain.
Bunda membayangkan para Ibu yang sibuk di kantor, pasti mereka tidak bisa memberikan perhatian lebih akan hari-hari pertama sekolah seperti Bunda sekarang.
Bunda tahu, karena Bunda pernah menjalaninya.
No comments:
Post a Comment