Wednesday, July 12, 2006

Tentang Khitan-Abang disunat.

Liburan identik juga dengan musim Khitanan.
Anak-anak menyebutnya Sunat
Iqbal sudah sunat 10 tahun lalu. Saat usianya 1 tahun. Ada kelainan di organ sekresi urinenya itu. Dokter anak RSPI yang pertamakali mengusulkan.
Bunda berusaha menawar “Bagaimana jika ditunda?”
Dokter Hari tersenyum maklum “Saya kirim ke dokter Bedah ya ? minta second opinion
Lalu dia menulis surat pengantar.

Kami pindah ke dokter bedah. Dokter bedah RSPI itu sudah sangat senior. Setelah memeriksa Iqbal, mengamati hasil lab dan data pendukung lain. Dia sangat merekomendasikan Iqbal untuk sunat. “Jangan ditunda. Kelainan ini sudah menimbulkan infeksi. Jika infeksi sampai ke ginjal, lebih repot lagi” begitu pak dokter bilang.

Seperti yang kami duga. Respon menentang justru dari Orang tuakami. Terlebih Iqbal adalah cucu pertama dari keluarga besar Ayah. "Kasihan nian, masih terlalu kecik".
Tapi kami tidak berani menunda. Kami segera membooking kamar operasi di RSPI. Ya, khitan buat anak diusia dibawah 3 tahun memang harus bius total. Mungkin sunat adalah operasi kecil. Prosedur Anestesi totalnya yang membuat kami cemas

Kami berenam – Ayah Bunda dan semua Kakek Nenek Iqbal - menunggu di luar kamar operasi. Tegang. Mengapa begitu lama ? Mamah sudah menangis. Takut ada apa-apa
Bunda langsung bertanya saat seorang petugas yang keluar dari kamar operasi.
“Mengapa begitu lama ?’
Mereka bilang sedang memprioritaskan seorang anak yan sedang biru, setelah menjalani operasi, entah operasi apa.
Keterangan itu justru membuat kami tidak tenang.
Cuma Sejam. Tapi terasa begitu lama. Akhirnya Iqbalku -bayi yang mungil- di dorong keluar. Masih belum sadar.
“Sudah bisa dibawa pulang .Bu” kata suster.
Bunda terbelalak "Dia belum sadar !! Pastikan dia sadar dan baik-baik saja" kata Bunda galak.
Suster melakukan beberapa prosedur. Tak lama Iqbal sadar, dia menangis keras.
Alhamdulillah, Bunda segera mengendong dan menyusuinya. Saat itu dia memang masih minum ASI.

Epilog
"Kalo Abang sekarang harus sunat. Berani ?" tanyaku pada Iqbal.
Kami baru saja pulang menengok anak tetangga-temen mainnya- yang disunat.
Dia menggeleng ”ngeri”
"Berarti Abang senang dong nggak perlu sunat. Kan udah waktu bayi."
“Nggak seneng juga. Soalnya kata temen-teman kalo sunat dapat duit banyak dari amplop” kata Iqbal innocent.
Bunda terbahak. Dasar anak-anak.

Aim lain lagi .Kalo ditawarin sunat dia ketakutan.
"Kenapa ? "
“soalnya sunatnya pake golok kan Bun ? jeder gitu !!"
Kami terbahak. Ah Aim, lucu banget !!

No comments: