Aim minta beli playstation. Dia begitu persistent untuk itu.
Aim merayu Ayah. Memohon pada Bunda.
Tapi kami bilang “tidak”
Dia tak kurang akal, dia minta tolong pada Mbak Isti- baby sitternya
“Mbak, bilangin Ayah sama Bunda dong. Aim pengin nih punya playstation”
Mbak Isti cuma ketawa geli.
Kami akhirnya bertanya “Aim, kenapa sih pengin punya playstation”
“Habis..temen-temem sudah punya. Fadli, Dion, Alif, Nanda.... Tinggal Aim sendiri nih yang belum punya."
Bunda bertukar pandang dengan Ayah.
Sejak Iqbal masih kecil. Kami sudah putuskan untuk tidak membeli playstation. Kami melihat mainan itu tidak banyak berguna. Mending beli lego, bionicle, atau menambah koleksi kereta api mereka.
Jika mereka mau nge-game. Bisa nge-game di komputer Bunda. Mereka toh juga punya gameboy yang bisa dibawa kemana saja. Bunda dan Ayah tetap bersikukuh, untuk tidak membeli plastation.
Iqbal memang menurut. Tapi Aim tidak. Dia tetap insist minta beli plastation. Dia memang lebih demanding dibanding Abangnya.
Ah, Aim emang anak gaul.
Jika temannya punya sesuatu, dia belum puas jika tidak memilikinya.
Bunda tetap berteguh hati untuk tidak menyetujui.
Tapi Ayah mulai goyah "Gue nggak tau sampai kapan nih mampu bertahan, untuk tidak menurutinya"
Susah juga, soalnya Ayah memang selalu kompak sama Aim.
No comments:
Post a Comment