"Emang kalo ibu ibu rahimnya dipotong bisa tetap hidup? nggak mati?" Iqbal bertanya innocent sebelum bobo. Memang semalam Bunda berbagi concern sama Iqbal. Ngobrol heart to heart sebelum tidur."Bisa hidup, tapi nggak bisa punya anak lagi.Emang Iqbal masih mau punya adik?" tanya Bunda.
"Terserah Ayah Bunda sih.Tapi kalo tambah adik hih nanti pasti berantem terus ma Aim. tambah rame deh!" Iqbal tertawa.Bunda ikut ketawa kecut. Mungkinkah mereka punya adik lagi? Kemarin sore Dokter Bambang sounding ada masalah dengan organ reproduksi Bunda.
Bunda jadi paranoid. "Doain Bunda ya Bang. Bunda takut. Kalo Bunda meninggal, Iqbal siap punya ibu tiri?" Well.Memang begitulah kesepakatan Bunda dan Ayah. vice versa.Yang hidup tetap harus melanjutkan kehidupan bukan?
Iqbal spontan bilang "Iqbal gak mau punya ibu tiri"
ups!! Hati Bunda mencelos. Selama ini wacana ibu tiri atau ayah tiri memang terbatas diskusi -pillow talk- Ayah dan Bunda. Kami belum pernah sounding pada Iqbal. Kami lupa dia getting older day by day.. Hm, dia sudah besar. sudah saatnya mendengarkan concernnya
"Kenapa?" tanya Bunda penasaran.
"Iqbal takut digalakin" jawabnya pendek.
Bunda tersenyum. "Bunda juga galak kan?"
"Iya Bunda galak tapi kan Bunda sayang sama Iqbal" katanya polos.
Duh? Bunda terharu.Bunda memeluknya. Ternyata walau Bunda galak sama Iqbal, tapi Iqbal tetap bisa merasakan Bunda sayang banget sama Iqbal. Hm, sepertinya Iqbal tau Bunda galak untuk kebaikan Iqbal juga. Bunda memang selalu galak kalo iqbal main terus, malas belajar, lelet dan bertengkar sama aim.Tapi semua itu karena Bunda sayang sekali sama Iqbal. syukurlah dia tidak membenci Bunda. Dia tau, dia paham, begitu salah satu wujud cinta Bunda padanya.
Back to wacana Ibu tiri jika Bunda mati. Hm, Bunda terlalu sensitif untuk mendiskusikannya sekarang. Bunda cemas akan banyak hal yang mungkin terjadi.Mungkin nanti setelah dokter bisa menegakan diagnosa yang lebih akurat tentang kondisi Bunda. Bunda dan Ayah akan memperkenalkan Iqbal pada konsep Ibu tiri atau Ayah tiri.
Kematian pasti datang. Kapanpun itu.Yang hidup berhak tetap melanjutkan kehidupan.Begitu kesepakatan Ayah dan Bunda. Semoga Iqbal dan Aim bisa memahaminya.
No comments:
Post a Comment