Aim ikut Bunda ke Citos. Kami duduk di excellso café depan J-co. Sudah lama Bunda penasaran dengan J-co . Mengapa orang rela berlama-lama antri cuma buat sebuah kue yang bolong ditengah.
Ya donat. Buat sebuah donat orang rela antri meng-ular. Luber sampai keluar dari cafe J-co. Meliuk liuk di tengah jalan di citos. Aim memadang dengan penuh ingin tau. Apa sih yang dijual ?
Bunda bertanya “Aim pengin ?”
Aim balik bertanya “ Apa sih itu ?”
Bunda menjawab pendek “Donat”
Aim merengek “Aim pengin Bun”
Bunda ragu “ Antri gitu ? Aim sanggup ?”
Aim mengangguk cepat.
Well, Bunda sendiri sih penasaran. Sudah lama Bunda pengin ikut antri. Tapi ayah selalu nggak mau. “ Buat apa sih ? wasting time tau !! nggak perlu deh ikutan trend” Kali ini mumpung nggak sama Ayah yang males ikut trend, Bunda dan Aim antri di J-co. Ugh!! Sabar. Sabar. Sabar. Kenapa antriannya bergerak lambat banget ?
Semakin dekat ke arah café J-co kami makin jelas melihat bahwa mereka berusaha secepat mungkin melayani pembeli. Tapi tiap pembeli memang cerewet memilih donut yang diinginkan. Aim takjub melihat proses pembuatan donat disajikan di depan mata. Hebat ini benar benar hebat!!
Adonan donat yang sudah berbentuk cincin masuk ke pengorengan naik semacam conveyor dari bahan stainless-steel , setelah matang , naik kembali dengan cara yang sama. Semua sudah diatur otomatis. Suhu minyak. Waktu mengoreng. Semua memakai system control. Wah hebat!! Petugas dapur hanya mengerjakan manual menempatkan isi dan melapis permukaan donat. Wah. Keliatannya enak banget tuh. Yummy..Yummy. bikin ngeces :-)
Akhirnya setelah lama mengantri, tibalah giliran kami. Bunda cuma beli setengah lusin. Bunda tau Ayah nggak akan doyan. Aim tidak sabar. Dia segera memakannya satu di citos. Bunda makan donat itu dirumah. Hm, nyam..nyam ..nyam.. Endang. Enaknya nendang !! Ayah melihat Bunda dengan heran . Ih, makan donat aja segitunya sih ?
Bunda senang. Donatnya enak. Sebandinglah dengan antrinya. Dan yang juga penting Bunda telah memberikan pengalaman baru buat Aim. Melihat langsung pembuatan donat di etalase toko. Inilah yang disebut experienced marketing, terobosan pemasaran dengan memberikan pengalaman baru buat customer. Pintar. Smart.Pandai. Kami bukan cuma beli donat. Kami membeli pengalamannya. 25 ribu untuk 6 biji donat. jadi berasa nggak mahal.
Hm, masih ada nih donatnya. Ada yang mau ? Yummy lho…
No comments:
Post a Comment