Sunday, May 21, 2006
Berantemnya Dua Jagoan
A. Mata Aim Merah
Aim menangis keras. Meraung-raung. Segera kutinggalkan tugas essay ku yang belum kelar. Menghambur ke kamar anak-anak
“Kenapa ?” seruku tak sabar
"Abang Nakal. Nakal Bun…Aim dilempar penghapus" teriak Aim sambil memegangi mata kirinya.” Mata Aim Sakit Bun” Protesnya lagi.
Aku segera mengecek. Mata Aim merah. Duh, bahaya betul!!
Aku melihat penghapus white board dilantai. Pasti itu penyebabnya. Keterlaluan!!
Segera kupukul pantat Iqbal dengan tanganku. Sekeras mungkin. Dua kali.
“Matikan teve. Beresin buku-buku ini. Tidur !! teriak ku pada Iqbal sebelum mengendong Aim ke kamar utama. Leha segera mbantuin Iqbal membereskan buku dan mainannya.
Aku terhuyung menahan berat badan Aim yang gendut. Kubaringkan dia di tempat tidur.Aim masih saja terisak dan mengaduh. Aku cemas soal matanya. Parahkah ? Aku berusaha menghibur dan menidurkannya.
Pintu diketuk. Mbak Isti masuk "Bunda, Biar saya aja yg tunguin Aim sampai Ayah pulang ..hm,Itu Iqbal nangis. Saya bingung” Tentu saja. Isti adalah baby sitter Aim. Aku lah “babysitter” Iqbal.
Bunda pindah ke kamar anak-anak menemui Iqbal. Dia masih saja terisak di keremangan kamar.
Kutanya “kenapa Nangis?”
“Kok Abang yang dipukul? Orang Aim yang nakal. Mainan Iqbal digangguin” dia mengadu.
Aku menyesal telah memukulnya. Kupeluk dia
“Kamu seharusnya hati-hati. Mata itu penting. Kalo adik Aim Buta. Bagaimana ?"
“Ngak sengaja Bun” isaknya lagi
“Ya udah!! jangan lagi deh. Kalo Aim nakal. Cepat panggil Mbak Isti supaya Aim dijauhin dari Abang, oke ?”
Iqbal masih saja terisak sampai tertidur.
Hah !! Ternyata sulit berlaku adil.
B. Hidung Abang berdarah
Beberapa hari berlalu. Tiba-tiba Kudengar Iqbal memekik “ Bunda !! Abang mimisan”
Kulempar Koran yang sedang kubaca.
Seingatku, hanya Aim yang sering mimisan. Iqbal tidak pernah.
“Kok Bisa ?” buruku berlari kekamar anak-anak
“Hidung Abang ditendang Aim.” Katanya pendek.
Aku terbelalak. Itu bukan mimisan. Segera kusuruh Leha mengambil es untuk kompres.
“Aim !! apa-apan sih ini ?!" bentakku keras
Aim mengkeret takut. Berlindung dibelakang Isti “ habis… Abang nakal”
Kata Aim membeladiri
Aku dan Leha berusaha menghentikan pendarahan di hidung Iqbal. Aku benar-benar cemas. Apakah ada tulang yang patah ? untung darah yang keluar dapat berhenti tanpa perlu ke rumah sakit.
Iqbal Nyengir menahan sakit. Kubaringkan dia
Aku benar-benar jengkel.
“Aim !! Nggak boleh tendang tendang Abang ! “
“Biarin ! habis abang nakal!” Dia membantah
“Eh, awas ya. kalo Aim nggak nurut nanti Bunda bilang Ayah.
Supaya Aim dikurung di kamar mandi” aku mengancam.
“Habis abang nakal…..abang nakal, bun.” rengek Aim mulai menangis.
Isti segera mengendongnya keluar kamar.
Duh! Kapan sih dua jagoan ini berhenti berantem ?
Kadang aku frustasi karena mereka terus berantem, tapi aku jadi ingat kisah berikut
C. Hari baru untuk Besyukur.
Sudah jam sebelas malam, tapi aku masih menelphon dari balik selimut
"Ayah, aku minta pindah VIP”bisikku
“Kenapa ?“tanya suamiku terdengar mengantuk. Dia dirumah. Aku di Rumah Sakit Pondok Indah. Dua hari yang lalu aku melahirkan Adik Iqbal
“ sebel !! Pasien sebelah ini ngobrol terus sama tamunya. Aku nggak bisa tidur. Berisik banget.”. Aku meringis menahan sakit pasca operasi Caesar.
Pengin istirahat. Tapi kok sebelah heboh banget ngobrolnya!!
“Well,. Kalo Bunda Mau pindah VIP. Kita harus bayar kelebihannya. Kantor hanya cover bunda di kelas I.
Aku nggak perduli soal uang “ oke aja. nggak masalah kan ?”
” of course!!. Besok Ayah carikan kamar VIP. Sekarang sabar dulu. Baca –baca doa deh. Nanti juga ngantuk” hiburnya.
Aku berusaha memejamkan mata. Pasien tetanggaku ini keterlaluan sekali sih.
Dari obrolan kita sebelumnya aku tau dia Single. Perawan Tua tepatnya.
Wanita karir sukses berusia40 tahunan.
sehari sebelum aku, dia menjalani operasi pengangkatan kandungan, Dokter bilang ada kangker dirahimnya. Aku tidak tau apa persisnya. Tapi yang aku tahu ,sejak kita sekamar banyak sekali teman2nya datang. Silih berganti. Tidak perduli diluar jam berkunjung yang ditetapkan rumah sakit. Ngobrol ngalor ngidul. Cekikian. Benar-benar menganggu. Aku terus mengomel dalam hati sampai akhirnya tertidur.
Menjelang subuh aku terbangun. AKu mendengar suara aneh. Kutajamkan telingga. ups !! ternyata pasien disebelahku menangis. Aku merinding. Wanita karir yang tegar disebelah ranjangku itu terisak-isak. Aku tertegun. Ya Allah. Ampuni Aku!!
Aku jadi mengerti kenapa banyak temannya yang datang seilih berganti. Dia butuh dihibur. Dia butuh ditemani. Saat ini dia sendiri. pasti dia baru merasakan kesedihannya yang mendalam. Kehilangan rahim adalah hal yang berat buat perempuan. Apalagi untuk seorang gadis seperti dirinya. Hilang sudah harapan untuk hamil dan punya anak. Selama-lamanya !!
Aku berusaha membayangkan jika aku dalam posisinya. Betapa hancur hatiku!!
Air mataku bergulir. Teringat Iqbal dan adiknya. Bisa Hamil dan Punya Anak adalah kebahagian terbesar dalam hidupku. Allah begitu murah hati memberiku 2 anak yang lucu dan sehat. Jadi ? kenapa aku masih saja mengeluh soal berisik ? susah tidur ? aku jauh lebih beruntung dibanding pasien disebelah tirai. Aku menyesal. Aku benar-benar kurang bersyukur. Menjelang pagi aku kembali terlelap.
Matahari sudah tinggi. Kecupan Ayah membuatku terbangun.
“ Bener-bener susah tidur ya ? siang amat bangunnya ?” bisiknya.
Seperti biasa, setiap pagi, Ayah hanya mampir sebentar.
Aku meringis menahan sakit.
“ Ada pasien VIP keluar siang ini. Habis makan siang Bunda bisa pindah. Ayah sudah booking sama suster jaga pagi ini”
Aku mengeleng.
“Kenapa ?” ayah heran
“Aku hanya kurang bersyukur.” bisikku
Ayah menatapku tak mengerti. Apakah bunda masih menginggau?
“lha trus gimana soal kamar VIP itu ? susah dapatnya lho. Disini VIP selalu penuh” desaknya
“cancel aja” kataku pendek
"ya sudah kalo itu yang bunda mau.... Aku buru-buru nih, ada meeting pagi ….”
Ayah menciumku sekali lagi sebelum bergegas kekantor.
Pagi itu, aku memulai hari baruku dengan lebih banyak bersyukur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
a mind-opening stories.. keep 'em coming dear and we'd be thankful..
Post a Comment