Thursday, May 25, 2006

Anak Bawang












Aim bongsor. Dia kelihatan lebih tua dari umurnya yang baru lima tahun. No wonder dia berusaha gabung dengan teman-teman abangnya. Abang main bola, main monopoli, main catur, ngerakit robot, ngegame di computer, dia selalu berusaha ikut.

Temen-teman abang jadi il-fil. Annoying banget deh Aim, dia belum ngerti main catur, monopoli, apalagi ngerakit robot tapi selalu maksa ikut main. Abang juga jadi gerah. Suatu hari mereka ingin pindah main playstation di rumah Said. Mereka sepakat pergi diam-diam. Aim berusaha mengejar, tapi abang dan teman-temannya sudah lari ke blok belakang, hilang dari pandangan.

Aim menangis keras di depan rumah “Abang jahat !! Aim ditinggal !!” serunya marah. Bunda memeluk Aim yang terus terisak “ hu…hu….Bunda, Abang jahat ....Aim ditinggal”

Aduh, kasihan banget anak bawang ini.

Bunda mengambil kunci mobil. “Citos ? pondok Indah Mall ?” tawarku
Aim menyambut gembira. Dia segera ganti baju.
Sebelum Karimun kami keluar komplek, kami melihat Abang and the gang di teras rumah Said
Iqbal melambai “ Bunda mau kemana ?”
“Timezone-citos” kataku pendek
Aim meledek abangnya "sukurin nggak diajak, wek !!”
Iqbal keliatan kecewa.

Malamnya Aku ngobrol heart to heart sama Iqbal. Kalo dia nggak pengin ditinggal ke citos sama Aim dan Bunda, dia nggak boleh memperlakukan Aim semena-mena kayak tadi siang. Walau Aim cengeng, usil dan masih kecil, Abang harus bantu Bunda menjaganya. Aim satu-satunya adik Iqbal. Kalian harus saling menyayangi. Terimalah Aim jadi anak bawang diantara teman-teman Iqbal.

Iqbal keliatan cuek ajah!! Dia tidak banyak berkomentar.

Well, Mudah-mudahan dia mengerti maksudku.

No comments: