Abang pulang sekolah. Aim menjerit jerit antusias. “Bunda..Bunda..Abang dapat piala….” Aku bergegas meninggalkan tugas kuliahku yang sparo kelar dikomputer.
Aim buru buru membuka piala yang masih dibungkus dengan plastik, dan memberikannya pada Bunda untuk dibaca. Tulisannya “Juara I Lomba Murottal. Pekan Maulid Nabi 2007. SD Harapan Ibu.”
Iqbal sendiri ngga terlalu perduli. Dia sibuk mencopot kaos kaki dan menyimpan tas sekolahnya. Bunda memeluk Iqbal, menciumnya “Selamat ya sayang…” Uhm, I am proud of you son. Iqbal cuman mengangguk.
Bunda mengsms Ayah. Berbagi kebanggaan. Ayah mereply “ Ayah lagi meeting nih. I am really proud of him…”
Aim membantu Bunda memajang piala keempat Abang di lemari. Sedikit mengoda Aim “Kok Aim belum punya piala ??”
“ Aim juga pengin Bun…”
“Makanya sekolah yang rajin..jangan banyak bolos..”
Ayah mengsms Ibunya. Adik adiknya. Semua membalas dengan kebanggaan yang sama. Cucu pertama. Keponakan tertua. Membuat mereka bangga.
Piala emang soal kebanggaan. Soal pengakuan bahwa anak unggul dalam satu bidang tertentu. Menyadarkan orang tua bahwa si anak punya potensi lebih yang bisa dikembangkan. Juara Murottal-membaca Quran- bukan saja memberi kebanggan didunia, namun menciptakan harapan jauh kedepan. Agar Iqbal kelak jadi anak yang shaleh, dan bisa mendoakan Ayah dan Bunda..
No comments:
Post a Comment