Monday, March 26, 2007

Anakku Harapanku

Bunda diundang ke sekolah Abang. Undangan ini khusus untuk orangtua murid kelas 6. Briefing tentang ujian akhir dan persipan masuk SMP.

MASUK SMP ?? Weeeiks ? Ternyata waktu cepat sekali berlalu ? Iqbal kecil ku yang imut imut sudah mau masuk SMP?? Padahal Bunda masih ingat masa masa dia mendaftar ke SD enam tahun lalu. Cerita ini pernah diposting di web Bunda jadul ..uhm, lucu juga kalo dibaca lagi.. yuuuuk…


Baru bulan Maret, tetapi beberapa SD swasta di Jakarta Selatan sudah membuka pendaftaran untuk tahun ajaran 2001-2002. Iqbal baru berumur 5,5 tahun dan dia hampir menyelesaikan TK nya.

Mobilitas Bunda masih terbatas, belum sembuh dari operasi Caesar dan tidak bisa meninggalkan Aim dirumah. Karenanya Ayah mengantar Iqbal mengunjungi beberapa SD diwilayah kami untuk mencari informasi dan melihat minat Iqbal di beberapa sekolah.

Ayah selalu optimis dalam banyak hal, tetapi mendengar syarat harus lulus test untuk beberapa SD Swasta yang bagus, Ayah jadi ragu. Iqbal belum cukup berumur 6 tahun, apalagi perawakannya kecil mungil. Kami sangat sadar tidak pernah memaksa Iqbal untuk belajar, sepanjang hari hanya bermain dan bermain. Apa dia bisa melewati seleksinya yang pertama ini ?

"Kira-kira apa yang ditest ya ?" kata Ayah sesampainya dirumah.
Bunda bergerak cepat mengangkat telepon, menghubungi kenalan dan teman Bunda yang anaknya bersekolah di SD tersebut. Mencari informasi, meminta berbagi pengalaman. Dan hasilnya membuat kami ngeri. Test tertulis dan wawancara. Ternyata jaman sudah berubah. Persaingan datang begitu dini.

Begitu Bunda bisa meninggalkan Adik dengan Babysitternya, Bunda datang ke TK Iqbal khusus untuk meminta informasi lebih akurat tentang kemampuan Iqbal disekolah kepada bu Guru. Disela-sela kesibukan Bunda mngurus Aim bunda melatih Iqbal mengeja, dikte, berhitung sampai melakukan role play wawancara.

Saat untuk mengambil formulir tiba, Bunda mondar mandir mengambil formulir, mengantar Iqbal foto, melengkapi syarat-syarat yang harus dilampirkan, mengisi formulir yang berlembar-lembar dan sangat detail tentang keseharian calon murid. Periksa ke dokter untuk mendapatkan keterangan berbadan sehat. Heran. Mau masuk SD aja kok susah bener !!

Hari seleksi pertama tiba. Ayah mengantar Iqbal test di SD Harapan Ibu, Bunda tidak bisa ikut karena tiap sabtu babysitter Aim mengambil cuti. Ketika mereka pulang bunda bertanya cemas " Gimana ? Abang bisa ?" Iqbal menjawab dengan santai "Tenang Bun, gampang kok…seperti yang suka kita bikin dirumah itu lho ". Dia melepas kaos kakinya..dan segera asyik bermain lego. Ayah dan Bunda berpandangan. Kami sedikit lega.

Hari senin adalah jadwal test di SD Al Ikhlas. Bunda mengantar iqbal karena Ayah sibuk di kantor. Seleksi di Al Ikhlas lebih ketat. Ternyata bukan Cuma Bunda yang cemas, hampir semua ibu merasakannya. Bisa jadi rasa khawatir itu menular. Iqbal berpindah dari ruangan test tertulis dan antri untuk wawancara. Bunda menemani menunggu " Gimana Bang ? Bisa ?"

Iqbal terlihat serius " susah Bun "."Emang soalnya apa ajah ?" "Banyak, Bun. empat belas halaman".Bunda tercekat. Empat belas halaman ? Duh…andai aku boleh mengantikannya….

Nama Iqbal dipanggil..Dia masuk ruangan. Terlihat cukup pede.Bunda menunggu dengan gelisah sampai sepuluh -limabelas menit berlalu.

Saat pengumuman seleksi semakin dekat. Semua Eyangnya optimis Iqbal lulus semua. Sebagai orangtua kami, mereka yakin prestasi Iqbal disekolah tidak akan mengecewakan. Seperti yang telah kami tunjukkan sepanjang masa sekolah kami, prestasi yang memberikan kebanggaan pada meraka sebagai orangtua.

Kami lebih realistis. " Kalau emang nggak lulus dua-duanya ya masukin ajah SD inpres di dekat rumah" kata Ayah. Bunda juga setuju. "Nggak pa-pa lah…Oom Bram dulu lulusan SD inpres itu , buktinya bisa ke ITB juga"

Tibalah saat mengambil hasil test, Bunda membuka amplop hasil test SD harapan Ibu dengan gugup. Tercantum kata DITERIMA. Bunda segera mengirim SMS ke hp Ayah dengan pesan yang sama. Tak urung mata Bunda berkaca-kaca karena terharu. Dia berhasil melewati seleksinya yang pertama.

Hari sabtu berikutnya Ayah pergi ke SD Al Ikhlas untuk melihat hasil test. Bunda sedang sibuk mengendong Aim saat telp berdering. " Alhamdulillah ….diterima juga" suara ayah terdengar sangat senang. Bunda nyaris tak percaya.

Kucium Iqbal yang sedang asyik bermain kereta api. Kami bangga padamu, Nak, kepadamu anakku, kutitipkan harapan kami, agar engkau menjadi insan yang berhasil dikemudian hari. Aim mengeliat dalam gendongan, aku tersenyum padanya, kamu juga, sayang.. bisikku sambil mencium pipinya dengan gemas ..hih..bau susu !

No comments: