Dirumah, ada empat piala milik Abang. Piala keempat lomba murotal, piala ketiga lomba matematika, piala ke dua lomba adzan, bagaimana dengan piala pertamanya ??
Cerita piala pertama abang ini sudah pernah dimuat di web Bunda jadul...menarik juga saat dibacalagi :-)
Hari Sabtu di tahun 2000 itu masih pagi. Dan aku sudah berada di aula TK Iqbal. Mengamati deretan gambar tanpa nama. Pameran hasil lomba mewarnai.
"Yang mana milik Iqbal ya..kok cuma no peserta yang dicantumkan ?" pikirku.
Segera Ketelphon rumah. Babysitter Iqbal yang mengangkat.
"No peserta Iqbal berapa ya ? “
Kesibukanku di kantor membuatku luput akan hal itu.
"No sepuluh Bu “ sahut Mbak Ida.
Kututup handphone. Kulihat hasil peserta no sepuluh. Glek !! Jelek bener. Mungkin yang terburuk dari seluruh peserta Lomba. Tapi aku tak tak berkecil hati. Iqbal memang tidak suka mengambar dan mewarnai.
Setahun berlalu. Tahun 2001
Kembali kuamati deretan hasil lomba si aula sekolah Iqbal. Seminggu yang lalu dia bilang, sesuai undian yang dibagikan bu guru Iqbal kebagian ikut lomba cipta karya, dengan no peserta 22. Untuk seluruh murid ada 6 macam lomba dan setiap lomba diikuti 25-28 peserta.
Lomba cipta karya adalah murid diminta menyusun pot0ngan kertas lipat yang telah digunting berbentuk segitiga, bulat, segiempat dan bentuk dasar lainnya, kemudian di lem diatas kertas putih, sehingga tercipta gambar kreasi mereka.
Aku melihat dari jauh. Pada umumnya peserta membuat benda yang diliat dari keseharian mereka. Warna-warni kertas lipat memberikan kombinasi warna yang menarik.
Dengan santai kulewati dinding dimana hasil pemenang lomba dipajang. Aku langsung menuju tempat dimana peserta yang tidak menjadi juara, dipamerkan hasilnya.Kuurut No yang ada…20, 21..lho kok langsung 23 ? Ups !! Maafkan Bunda sayang…bisikku reflek menengok ke dinding dimana 5 hasil terbaik dipasang.Setengah berlari aku mendekat kesana.
Mataku berbinar. Ternyata no 22 ada disana, menempati urutan terbaik kelima !! Sebuah rumah, pagar, mobil, matahari dan awan merupakan hasil cipta karyanya. Aku terharu. Kutahan airmataku. Malu sama bu guru euy….Aku beranjak. Mengintip kelas Iqbal dari jendela, dia sedang asyik bermain bersama kawan-kawannya.
Kini Tibalah saat mengumumkan para juara, Semua murid dikumpulkan di aula bersama para ibu yang diundang untuk hadir menyaksikan.Setelah pemenang lomba melukis, kini giliran lomba cipta karya. Semua peserta berbaris rapi didepan. Iqbalku yang munggil berada diantara mereka. Aku menatap dengan bangga.
Juara 1,2,3 dan harapan satu dipanggil…berikutnya…"Untuk harapan dua diperoleh peserta dengan no 22".Iqbal terlihat terkejut. Dia menoleh kearah Ibu gurunya. Ibu Fat mengangguk meyakinkan. Iqbal berjalan kedepan untuk menerima piala.
Aku melambai. Dia tersenyum.
Piala-piala dibagikan. Walau dia mendapat piala terkecil... Namun piala itu berarti sangat besar buat diriku dan dirinya.
Piala pertamanya itu meningkatkan rasa percaya dirinya. Membuatku sadar bahwa dia siap bersaing untuk menang. Dia sudah besar sekarang, untuknya masih banyak piala-piala lain yang menunggu untuk diraih.
Iqbal menghambur kepelukanku sambil memegang piala pertamanya itu erat-erat.
No comments:
Post a Comment