Al Fath
Ha-I
Al fath
Ha-I…
Al fath
Ha-I
Ih..apaan sih? Bersaut sautan kayak suara tokek ??
Itulah debat panjang Aim dan Bunda saat memilih sekolah. Aim ingin bareng putri -sohib perempuan kesayangannya di TK untuk melanjutkan ke SD al-Fath di cirendeu, soalnya kakak si putri-Reza, udah duluan sekolah di sana. Padahal well, Bunda ingin Aim masuk ke sekolah abang di Ha-I – Harapan Ibu –pondok pinang.
Emang apa salahnya masuk Al Fath? Toh banyak teman teman sekompleks yang menyekolahkan anaknya disana. Uhm, iya sih.. tapi sekolah itu masuk wilayah Banten. Bunda sih mikir jangka panjangnya. Susah kalo mo masuk SMP di Jakarta kalo SD nya dari tangerang- banten. Makanya Bunda membujuk, merayu, memohon Aim agar mau bersekolah di Harapan Ibu..
Nanti Aim boleh ikut drumband deh..
Nanti Aim juga bisa ikut pentas di sekolah
Nanti kan Aim bisa ikut paduan suara juga
Pokoknya Bunda dukung deh kalo Aim ingin tampil di acara pentas Harapan Ibu..
Akhirnya Aim mau ikut test disana. Abangnya bertanya heran “ Gimana mau test?? Baca aja belum bisa kan?” Berbeda dengan Abang yang emang serius belajar , dia udah bisa baca sebelum lulus TK, Aim emang rada nyatai..
"Hey Abang.. jangan gitu dong.. biar Aim test dulu” kata Bunda
Bunda mengantar Aim pergi test. Aim menjalani test tertulis dengan diawasi seorang guru. Seusai test Bunda bertanya “ Gimana Bu kira kira. Dia bisa nggak?
"Belum bisa baca ya Bu” tanya bu Guru
Bunda nyengir innocent “ Belum…”
“Tapi berhitungnya bener semua kok. Dan lagi umurnya sangat mencukupi. Dia udah keliatan mandiri kok. Nanti kita liat juga hasil psikotestnya ya.."
" Uhm, Bagaimana kira kira kansnya Bu..” Bunda sedikit mendesak
“Tunggu aja pengumumannya. Ada yang lulus. Ada yang cadangan. Ada yang tidak lulus. Harap maklum Bu kita cuma buka 5 kelas. Dua kelas bilingual udah penuh. Yang masih sisa kelas regular."
"Saya memang ndaftarkan Ibrahim untuk kelas regular Bu.."
"Tetap aja Yang ikut test dua kali lebih banyak dari kapasitas penerimaan murid baru…tungu aja hasil testnya ya Bu…
Masya Allah!! Hari gini, tenyata persaingan masuk SD saja sudah begitu ketat. Padahal Harapan Ibu sekolah swasta yang cukup mahal. yup, paling tidak untuk standard Ayah dan Bunda.
Seminggu kemudian. Setalah menanti dengan harap harap cemas, keluar juga pengumumannya. Alhamdulillah. DITERIMA. Bunda berucap Syukur. Senang banget Aim bisa masuk ke HI, walau belum bisa baca hi..hi..
Ayah segera melunasi uang pangkal yang diminta. Diskusi dan debat panjang soal Al Fath dan Ha-I berakhir sudah. Besar harapan Bunda, Aim suka bersekolah di SD Harapan Ibu sebagaimana Abang telah menghabiskan hampir 6 tahun bersekolah disana…
Iqbal adalah abangku. Rajin dan senang main bola (eh, harusnya belajar ya?)
Dengan menyandang tas dibahu, riang menuju sekolah...
Berhitung, menulis membaca, tak lupa diulang dirumah
Ingin akupun demikian, serajin Iqbal abangku..
(plesetan dari lagu anak anak- Ruli-Abangku)
Begitu harapan Bunda buat Aim yang akan bersekolah di Harapan Ibu..
1 comment:
Wah bunda suka ngeblog juga yah, sering-sering mampir ke portalnya harapan ibu donk bunda. http://harapanibu.sch.id, kasih saran dan kritiknya bunda untuk portal tersebut.
Post a Comment