Saat Bunda didorong ke kamar operasi untuk operasi caesar yang kedua, Bunda merasa cemas. Ya iyalah..Bunda tahu bagaimana sakitnya operasi caesar..dan saat itu Bunda seakan bersiap menjemput rasa sakit itu.
Bunda sudah opname seminggu sebelum hari operasi, dan mengalami banyak kehebohan sepanjang kehamilan yang kedua ini. Jadi begitu dokter Bambang memutuskan operasi seminggu lebih dini, Bunda dan Ayah segera setuju. Yang penting anak kami selamat.
Begitu kudengar bayiku menangis, Bunda berkaca-kaca. Kupikir aku akan melihat bayi kedua yang mirip dengan bayi pertamaku. Ternyata salah. Dokter anak yang stand by dikamar operasi segera menunjukan bayi putih yang terus menangis keras. Well, sejak lahir Aim memang tidak mirip bunda. Namun tetap saja Bunda menangis haru.Akhirnya anak keduaku lahir selamat.
Setelah perjuangan yang begitu panjang. Bayi itu lahir hari sabtu 24 Februari 2001 di RSPI jam 7.00 pagi dengan berat 2.8 kg. Bayi mungil yang menangis keras itu sekarang sudah enam tahun. Sudah menjelma jadi seorang anak TK B yang chubby, bermuka bulat, tidak terlalu mancung, namun tetap mewarisi bibir tipis dan mata besar Bunda. Walau dari wajah tidak mirip, namun Aim kini mewarisi postur tubuh bunda. Jari jari tangan, kuping, kakinya..mirip banget Bunda.
Hari ini ulang tahun Aim ke keenam. Happy Birthday Aim!! Ayah dan Bunda mendoakan agar Aim selalu dilimpahi rahmat dan selalu dalam lindungan Allah. Semoga Aim nantinya menjadi orang yang berhasil dikehidupan dunia kini, dan selamat dikehidupan akhirat kelak.We always proud of you. We always love you!!
Saturday, February 24, 2007
Friday, February 16, 2007
Selamat datang Ayah dan Bunda
Tempat parkir asrama haji pondok gede.Waaaaah bahagianya bisa bertemu anak anak kembali!! Iqbal memelukku erat erat. Seakan tak ingin lepas. Kami menangis bersama. Aim ikut-ikutan juga memeluk, tapi dia tidak menangis. Ah Aim, Bunda kangen sayang..
Air mata Bunda membanjir. Alhamdulillah sayang..Bunda sudah sampai jakarta dengan selamat. Bunda juga bersyukur Iqbal dan Aim juga baik baik saja. Di dalam mobil anak anak berceloteh..
'Iqbal suka kepikir kalo Ayah Bunda ngak pulang lagi gimana ? Abang sama Aim nanti tinggal sama siapa ? Iqbal suka sedih kalo mikir gitu.."
"Aim juga kalo mau bobo suka inget Ayah..."
Ah anak anak. Pastinya cemas kalo orang tua mereka pergi jauh dan lama seperti kami. Untungnya semua sudah bisa dilewati.
"Jadi baru berasa kan ..nggak ada ayah bunda nggak enak?" tanya ku mengoda. Iqbal mengangguk cepat dan kembali memelukku. Uhm, kami juga sayang..walau ditanah suci Bunda punya banyak waktu berdua Ayah. Tapi kami merasa ada yang kurang. Kami merasa tidak lengkap tanpa kalian.
Well, tapi paling tidak, kepergian kami yang cukup lama memberikan kesadaran buat anak anak bahwa walau kami-terutama Bunda- bawel dan sering ngomel, mereka tau bahwa kamilah yang paling cinta, paling sayang, paling care, paling perduli, paling beranggung jawab pada mereka. Bagaimanapun orangtua adalah tempat yang paling nyaman bagi anak anak.
Walau Uti lebih sabar, Tante lebih ngalahan, Mbak Mbak pembantu lebih menuruti kemauan mereka. Bunda yakin posisi kami tak tergantikan dihati anak anak kami.
Sampai dirumah Bunda tercekat melihat kertas yang tertempel di pintu rumah. bunyinya "Selamat datang ayah dan Bunda" lengkap dengan gambar bunga yang dikelir pake spidol aneka warna. Uhm, pasti kerjaan Aim nih..weiks!! Jadi terharu...terimakasih sayang...
Alhamdulillah. Bahagia rasanya bisa berkumpul lagi di rumah dengan selamat. Senang rasanya bisa kembali berbagi peluk dan cium dengan anak anak. We love you more, kids !!
Air mata Bunda membanjir. Alhamdulillah sayang..Bunda sudah sampai jakarta dengan selamat. Bunda juga bersyukur Iqbal dan Aim juga baik baik saja. Di dalam mobil anak anak berceloteh..
'Iqbal suka kepikir kalo Ayah Bunda ngak pulang lagi gimana ? Abang sama Aim nanti tinggal sama siapa ? Iqbal suka sedih kalo mikir gitu.."
"Aim juga kalo mau bobo suka inget Ayah..."
Ah anak anak. Pastinya cemas kalo orang tua mereka pergi jauh dan lama seperti kami. Untungnya semua sudah bisa dilewati.
"Jadi baru berasa kan ..nggak ada ayah bunda nggak enak?" tanya ku mengoda. Iqbal mengangguk cepat dan kembali memelukku. Uhm, kami juga sayang..walau ditanah suci Bunda punya banyak waktu berdua Ayah. Tapi kami merasa ada yang kurang. Kami merasa tidak lengkap tanpa kalian.
Well, tapi paling tidak, kepergian kami yang cukup lama memberikan kesadaran buat anak anak bahwa walau kami-terutama Bunda- bawel dan sering ngomel, mereka tau bahwa kamilah yang paling cinta, paling sayang, paling care, paling perduli, paling beranggung jawab pada mereka. Bagaimanapun orangtua adalah tempat yang paling nyaman bagi anak anak.
Walau Uti lebih sabar, Tante lebih ngalahan, Mbak Mbak pembantu lebih menuruti kemauan mereka. Bunda yakin posisi kami tak tergantikan dihati anak anak kami.
Sampai dirumah Bunda tercekat melihat kertas yang tertempel di pintu rumah. bunyinya "Selamat datang ayah dan Bunda" lengkap dengan gambar bunga yang dikelir pake spidol aneka warna. Uhm, pasti kerjaan Aim nih..weiks!! Jadi terharu...terimakasih sayang...
Alhamdulillah. Bahagia rasanya bisa berkumpul lagi di rumah dengan selamat. Senang rasanya bisa kembali berbagi peluk dan cium dengan anak anak. We love you more, kids !!
Tuesday, February 13, 2007
Cita-cita anak pak Haji
Di kamar Bunda, Bunda dan teman teman sekamar sering sharing tentang anak anak kami. Antara lain tentang cita cita mereka. Awalnya Bunda menyimak sambil senyum senyum. Waaah hebat hebat betul ?
Mereka bertanya "Kalo Aim cita citanya apa ?"
Bunda menjawab apa adanya "Anak band..."
Mereka serempak beristighfar "Astaghfirullah al adzim..."
Bunda bengong. Emang salah ya punya cita cita jadi anak band ?
Well, Bunda maklum..teman teman Bunda di perjalanan haji ini emang super religius. Kehidupan anak band yang cenderung tidak islami, rasanya bukan pilihan cita cita yang tepat. Anak pak haji kok cita citanya jadi anak band?
Kids is only Kids. Aim baru enam tahun. Bunda sih santai aja kalo dia punya cita cita jadi anak band. Toh jalan masih panjang. Pemikiran masih berkembang. Bunda geli ajah dengan tanggapan temen teman sekamar yang begitu shock...Anak pak haji kok cita citanya jadi anak band? hi..hi..
Mereka bertanya "Kalo Aim cita citanya apa ?"
Bunda menjawab apa adanya "Anak band..."
Mereka serempak beristighfar "Astaghfirullah al adzim..."
Bunda bengong. Emang salah ya punya cita cita jadi anak band ?
Well, Bunda maklum..teman teman Bunda di perjalanan haji ini emang super religius. Kehidupan anak band yang cenderung tidak islami, rasanya bukan pilihan cita cita yang tepat. Anak pak haji kok cita citanya jadi anak band?
Kids is only Kids. Aim baru enam tahun. Bunda sih santai aja kalo dia punya cita cita jadi anak band. Toh jalan masih panjang. Pemikiran masih berkembang. Bunda geli ajah dengan tanggapan temen teman sekamar yang begitu shock...Anak pak haji kok cita citanya jadi anak band? hi..hi..
Friday, February 09, 2007
....jangan menangis Abang.
...Kami tadi mampir cirendeu. Iqbal uringan uringan. waktu kami tanya ngapo ? Abang malah nangis tersedu sedu sambil bilang kangen Bunda dan Ayah. kami jadi ikut sedih...
Begitu sms panjang yang dikirim Tante Susi ke mekkah. Untungnya, di hari terakhir kami di mekkah. Aku berkaca kaca membacanya. Bayangan Iqbal yang menangis tersedu sedu dengan seragam putih putih dan sepatu hitam sekolahnya, seakan hadir jelas di depan mata.
Alhamdulillah, syukurlah rukun dan wajib haji sudah selesai sayang...Hari hari terakhir begini, perasaan kangen Bunda juga begitu dalam. Bunda sharing sama temen temen sekamar tentang sms Tante Susi. Mereka bilang "duh ? sedih banget...jadi inget anak anak". Uhm, mereka juga seorang Mama, seorang Bunda. Mereka pasti merasakan hal yang sama dengan Bunda.
Dalam kamar sempit tanpa jendela Bunda sibuk beberes. Melipat baju. Daster.Mukena. Kaos kaki dan pernak pernik lain. Berbagai perasaan tumpang tindih dihati. Sayang rasanya untuk meninggalkan Baitullah dengan segala kenikmatannya...Namun rasa kangen pada anak anak....memanggil manggil untuk segera pulang..
Bayangan Iqbal yang menangis tersedu sedu dengan seragam putih putih dan sepatu hitam sekolahnya, seakan hadir jelas di depan mata....Bunda juga menangis..Bunda juga kangen untuk segera pulang sayang....
Bunda kangen peluk cium kalian yang manis...tatap mata kalian yang penuh cinta...celoteh kalian yang lucu...protes kalian yang menyebalkan...kenakalan kalian yang bikin pusing...pertengkaran kalian yang bikin rame rumah... Ah, Bunda kangen semua itu sayang..
Berdoa sayang, semoga Bunda dan Ayah segera sampai di rumah dengan selamat.Bayangan Iqbal yang menangis tersedu sedu dengan seragam putih putih dan sepatu hitam sekolahnya, seakan hadir jelas di depan mata..semakin jelas menjelang hari hari kepulangan kami ke tanah air..
Ugh!! Bayang anak anak terus membisikkan rasa kangen dihati Bunda. Sabar sayang..Bunda dan Ayah juga ingin segera pulang kepelukan kalian....jangan menangis sayang...Bunda dan Ayah akan segera pulang...
Begitu sms panjang yang dikirim Tante Susi ke mekkah. Untungnya, di hari terakhir kami di mekkah. Aku berkaca kaca membacanya. Bayangan Iqbal yang menangis tersedu sedu dengan seragam putih putih dan sepatu hitam sekolahnya, seakan hadir jelas di depan mata.
Alhamdulillah, syukurlah rukun dan wajib haji sudah selesai sayang...Hari hari terakhir begini, perasaan kangen Bunda juga begitu dalam. Bunda sharing sama temen temen sekamar tentang sms Tante Susi. Mereka bilang "duh ? sedih banget...jadi inget anak anak". Uhm, mereka juga seorang Mama, seorang Bunda. Mereka pasti merasakan hal yang sama dengan Bunda.
Dalam kamar sempit tanpa jendela Bunda sibuk beberes. Melipat baju. Daster.Mukena. Kaos kaki dan pernak pernik lain. Berbagai perasaan tumpang tindih dihati. Sayang rasanya untuk meninggalkan Baitullah dengan segala kenikmatannya...Namun rasa kangen pada anak anak....memanggil manggil untuk segera pulang..
Bayangan Iqbal yang menangis tersedu sedu dengan seragam putih putih dan sepatu hitam sekolahnya, seakan hadir jelas di depan mata....Bunda juga menangis..Bunda juga kangen untuk segera pulang sayang....
Bunda kangen peluk cium kalian yang manis...tatap mata kalian yang penuh cinta...celoteh kalian yang lucu...protes kalian yang menyebalkan...kenakalan kalian yang bikin pusing...pertengkaran kalian yang bikin rame rumah... Ah, Bunda kangen semua itu sayang..
Berdoa sayang, semoga Bunda dan Ayah segera sampai di rumah dengan selamat.Bayangan Iqbal yang menangis tersedu sedu dengan seragam putih putih dan sepatu hitam sekolahnya, seakan hadir jelas di depan mata..semakin jelas menjelang hari hari kepulangan kami ke tanah air..
Ugh!! Bayang anak anak terus membisikkan rasa kangen dihati Bunda. Sabar sayang..Bunda dan Ayah juga ingin segera pulang kepelukan kalian....jangan menangis sayang...Bunda dan Ayah akan segera pulang...
Monday, February 05, 2007
Gema Takbir . Gema Kangen Bunda
10 Dzulhijah. Hari Raya Iedul Adha. Hari itu adalah hari pertama Ayah Bunda Mabit di Mina. Sesusai sholat berjamaah, rombongan kami mengumandangkan takbir dalam tenda. bersaut sautan dengan takbir rombongan di tenda sebelah.
Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar.. La ilaha ilallahu.. Allahu Akbar....Allahu Akbar wa lillahi ilhamdu...
Mendengar gema takbir. Air mata Bunda menetes. Ingatan melayang ke tanah air. Mengenang banyak Iedul Adha yang telah kami lewati bersama anak anak. Apalagi Iedul Adha tahun 2001 adalah yang paling istimewa. Aim lahir hanya lima hari menjelang Iedul Adha saat itu- no wonder ya..dia punya nama Ibrahim.
Saat itu Bunda masih nifas dan nggak ikut sholat ied. Bunda menunggu Mbak Kokom- assisten bu bidan dekat rumah yang ahli memandikan newborn baby. Maklum tali pusatnya Aim belum puput. Bunda nggak berani mandiin sendiri, nggak tega ah. Takut lepas sebelum waktunya, trus pendarahan, waaah malah nggak karu karuan kan...??
Saat itu Bunda belum menghire Baby sitter. Uhm tumben, nih. kok udah jam sepuluh Kokom belum datang juga?? Ah, kasian betul Aim belum mandi. Bunda akhirnya minta si mbak Ani siapin bak mandi bayi buat Aim.
Bunda udah menyingsingkan lengan baju buat mandiin Aim. Untunglah sebelum Aim nyemplung ke air mandi Mbak Kokom udah muncul di pagar rumah. "Maaf telat Bun, saya sholat Ied dulu..."
"Ah ya..ya..nggak pa pa.." Alhamdulillah Aim bisa dimandikan oleh Mbak Kokom yang lebih expert mandiin bayi yang belum puput. Uhm, Iedul Adha... emang selalu mengingatkan akan kelahiran Aim.
Air mata Bunda terus menetes. Membayangkan keceriaan dirumah saat Iedul Adha. Sholat Ied di lapangan. Makan lebih istimewa. Mengantar anak anak liat hewan kurban dipotong di masjid. Aim biasanya antusias banget tuh!! Geli. Ngeri. Seru. Semua berbaur jadi satu...
Kalo kambing kurban kami sudah dipotong biasanya panitia ngasih sedikit daging buat dimasak dirumah. Mbak Mbak pembantu pada sibuk deh soalnya anak anak prefer nyate ma mereka. Bunda tinggal nyomot yang udah mateng ajah!! hi..hi..waaah..pasti seru ya..
Air mata Bunda terus menetes. Rasa kangen pada anak anak terus bergema didalam hati. Gema takbir di Mina, membuat Bunda kangen Abang, Aim dan suasana Iedul Adha di tanah air. Uhm, semoga Allah selalu melindungi mereka, selama kami jauh di tanah suci...
Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar.. La ilaha ilallahu.. Allahu Akbar....Allahu Akbar wa lillahi ilhamdu...
Mendengar gema takbir. Air mata Bunda menetes. Ingatan melayang ke tanah air. Mengenang banyak Iedul Adha yang telah kami lewati bersama anak anak. Apalagi Iedul Adha tahun 2001 adalah yang paling istimewa. Aim lahir hanya lima hari menjelang Iedul Adha saat itu- no wonder ya..dia punya nama Ibrahim.
Saat itu Bunda masih nifas dan nggak ikut sholat ied. Bunda menunggu Mbak Kokom- assisten bu bidan dekat rumah yang ahli memandikan newborn baby. Maklum tali pusatnya Aim belum puput. Bunda nggak berani mandiin sendiri, nggak tega ah. Takut lepas sebelum waktunya, trus pendarahan, waaah malah nggak karu karuan kan...??
Saat itu Bunda belum menghire Baby sitter. Uhm tumben, nih. kok udah jam sepuluh Kokom belum datang juga?? Ah, kasian betul Aim belum mandi. Bunda akhirnya minta si mbak Ani siapin bak mandi bayi buat Aim.
Bunda udah menyingsingkan lengan baju buat mandiin Aim. Untunglah sebelum Aim nyemplung ke air mandi Mbak Kokom udah muncul di pagar rumah. "Maaf telat Bun, saya sholat Ied dulu..."
"Ah ya..ya..nggak pa pa.." Alhamdulillah Aim bisa dimandikan oleh Mbak Kokom yang lebih expert mandiin bayi yang belum puput. Uhm, Iedul Adha... emang selalu mengingatkan akan kelahiran Aim.
Air mata Bunda terus menetes. Membayangkan keceriaan dirumah saat Iedul Adha. Sholat Ied di lapangan. Makan lebih istimewa. Mengantar anak anak liat hewan kurban dipotong di masjid. Aim biasanya antusias banget tuh!! Geli. Ngeri. Seru. Semua berbaur jadi satu...
Kalo kambing kurban kami sudah dipotong biasanya panitia ngasih sedikit daging buat dimasak dirumah. Mbak Mbak pembantu pada sibuk deh soalnya anak anak prefer nyate ma mereka. Bunda tinggal nyomot yang udah mateng ajah!! hi..hi..waaah..pasti seru ya..
Air mata Bunda terus menetes. Rasa kangen pada anak anak terus bergema didalam hati. Gema takbir di Mina, membuat Bunda kangen Abang, Aim dan suasana Iedul Adha di tanah air. Uhm, semoga Allah selalu melindungi mereka, selama kami jauh di tanah suci...
Subscribe to:
Posts (Atom)